Minggu, 10 Oktober 2010

Kematian yang buruk


Ya Allah, Hindarkanlah Aku Dari Su'ul Khatimah (Kematian Yang Buruk).

Setiap kali setelah selesai sholat, terkadang meneteskan air mata tidak terasa.
Ada yang yang bertanya, 'kenapa menangis?' 'untuk apa menangis?' Entah kenapa rasanya tidak bisa dijelaskan kenapa kita harus menangis dan menangis untuk apa
terus menangisi siapa. Hanya teringat bahwa al-Quran mengajarkan kita satu doa
agar terhindar dari su'ul khatimah atau kematian yang buruk.

'Rabbana la tuzig qulubana ba'da idz hadaitana wahablana min ladunka rahmah, innaka antal wahab' 'Ya Allah, janganlah Engkau gelincirkan hati kami setelah Engkau berikan petunjuk kepada kami, anugerahkanlah kepada kami kasih sayangMu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi anugerah.'

Menangis memohon ampun agar Allah berkenan menjadikan ujung hidup kita ini dengan kebaikan bukan 'su'ul khatimah' (Kematian yang buruk). Ciri-ciri su'ul khatimah adalah mengalami bencana setelah mendapatkan anugerah, mengalami kehinaan setelah kemuliaan, mengalami kemalangan setelah keberuntungan. Di dalam al-Quran, Allah berfirman.

'Allah berikan perumpamaan satu negeri yang aman tenteram dan damai, rizkinya datang melimpah dari setiap penjuru lalu penduduk itu ingkar kepada nikmat Allah dan Allah menimpakan kepada mereka kelaparan dan ketakutan karena apa yang telah mereka lakukan. (QS. an-Nahl : 112).

Begitulah gambaran negeri yang memperoleh su'ul khatimah adalah negeri yang semula makmur, memperoleh rizki dari berbagai penjuru tetapi karena ingkar kepada Allah, mereka memperoleh bencana demi bencana. Dalam ciri yang lain adalah mengalami kedurhakaan setelah memperoleh ketaqwaan. Orang yang masa mudanya sangat taat menjalankan ibadah, banyak melakukan amal shaleh tetapi diujung hidupnya mengalir kekayaan dan kemakmuran namun malah membuat dirinya ingkar kepada Allah diakhir hidupnya justru tergelincir mengalami Su'ul Khatimah (Kematian yang buruk).

banyak kisah orang yang sholeh, akhlaknya baik dan ahli ibadah justru mengakhiri hidupnya sebagai orang yang ingkar kepada Allah. Sudah sepatutnya kita menangis, merendahkan diri dihadapan Allah dan memohon ampun kepadaNya agar kita diberi husnul khatimah (Kematian Yang Baik), akhir yang baik dalam hidup kita. Setiap air mata yang menetes dalam memanjatkan doa supaya Allah Subhanahu Wa Ta'ala meneguhkan langkah-langkah kita di jalan yang benar. Amin.

Sudahkan kita menangis?
[agussyafii]

Aku Dimakamkan Hari Ini


Perlahan, tubuhku ditutup tanah,
perlahan, semua pergi meninggalkanku,
masih terdengar jelas langkah langkah terakhir mereka
aku sendirian, di tempat gelap yang tak pernah terbayang,
sendiri, menunggu keputusan...

Istri, belahan hati, belahan jiwa pun pergi,
Anak, yang di tubuhnya darahku mengalir, tak juga tinggal,
Apatah lagi sekedar tangan kanan, kawan dekat,
rekan bisnis, atau orang-orang lain,
aku bukan siapa-siapa lagi bagi mereka.

Istriku menangis, sangat pedih, aku pun demikian,
Anakku menangis, tak kalah sedih, dan aku juga,
Tangan kananku menghibur mereka,
kawan dekatku berkirim bunga dan ucapan,
tetapi aku tetap sendiri, disini,
menunggu perhitungan ...

Menyesal sudah tak mungkin,
Tobat tak lagi dianggap,
dan ma'af pun tak bakal didengar,
aku benar-benar harus sendiri...

Tuhanku,
(entah dari mana kekuatan itu datang,
setelah sekian lama aku tak lagi dekat dengan-Nya),
jika kau beri aku satu lagi kesempatan,
jika kau pinjamkan lagi beberapa hari milik-Mu,
beberapa hari saja...

Aku harus berkeliling, memohon ma'af pada mereka,
yang selama ini telah merasakan zalimku,
yang selama ini sengsara karena aku,
yang tertindas dalam kuasaku.
yang selama ini telah aku sakiti hati nya
yang selama ini telah aku bohongi

Aku harus kembalikan, semua harta kotor ini,
yang kukumpulkan dengan wajah gembira,
yang kukuras dari sumber yang tak jelas,
yang kumakan, bahkan yang kutelan.
Aku harus tuntaskan janji janji palsu yg sering ku umbar dulu

Dan Tuhan,
beri lagi aku beberapa hari milik-Mu,
untuk berbakti kepada ayah dan ibu tercinta ,
teringat kata kata kasar dan keras yg menyakitkan hati mereka ,
maafkan aku ayah dan ibu ,
mengapa tak kusadari betapa besar kasih sayang mu
beri juga aku waktu,
untuk berkumpul dengan istri dan anakku,
untuk sungguh sungguh beramal soleh ,
Aku sungguh ingin bersujud dihadap-Mu,
bersama mereka ...

begitu sesal diri ini
karena hari hari telah berlalu tanpa makna
penuh kesia sia an
kesenangan yg pernah kuraih dulu, tak ada artinya
sama sekali mengapa ku sia sia saja ,
waktu hidup yg hanya sekali itu
andai ku bisa putar ulang waktu itu ...

Aku dimakamkan hari ini,
dan semua menjadi tak terma'afkan,
dan semua menjadi terlambat,
dan aku harus sendiri,
untuk waktu yang tak terbayangkan ...

( Riza P.N )


Tidak ada komentar: