Senin, 23 Februari 2015

Detik-Detik Wafatnya Para Nabi

Sebuah kisah mengenang detik-detik akhir wafatnya Nabi Adam asa. Nabi Adam as sebelum meninggal dunia terlebih dahulu beliau menderita sakit. Pada hari jumat sebelum beliau wafat, beliau memberikan wasiat kepada ahli warisnya, Bagaimana kisahnya. Nabi Adam as dan Siti Hawa Kisahnya. Sebagai pedoman dari kisah ini adalah sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Thabrani dan Ibnu Katsir, Al Qur'an, Ubay bin Ka'ab. Setelah terbunuhnya putra Adam as yang bernama Habil, bukan main rasa sedih yang dialami oleh Nabi Adam as. Isak tangis pun terdengar bertahun-tahun mengiringi kepergiannya. Pada akhirnya, Allah SWT memberikan pengganti, seorang anak yang bernama Syits. Syits artinya adalah pemberian Allah SWT untuk menggantikan Habil. Setelah Syits beranjak dewasa, Nabi Adam pun memberikan kepercayaan kepada Syits serta memberikan semua ilmunya kepadanya. Bahkan ketika akan wafatpun Nabi Adam as memberikan wasiat kepada Syits untuk menggantikan dalam memimpin anak keturunannya untuk beribadah kepada Allah SWT. Usia 960 tahun. Setelah hidup selama 960 tahun dan sudah pula memiliki banyak keturunan, tibalah saatnya Nabi Adam as untuk bertemu Allah SWT. Ibnu Katsir berkata, "Para ahli sejarah telah menceritakan bahwa Adam as tidak akan meninggal kecuali ia sudah meliaht keturunannya, dari anak, cucu, cicit terus ke bawah yang jumlah mencapai 400 ribu jiwa." Dalam Al Qur'an, Allah SWT berfirman, Artinya: "Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya[1] Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain[2], dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. Penjelasan ayat: [1] Maksud dari padanya menurut jumhur mufassirin ialah dari bagian tubuh (tulang rusuk) Adam a.s. berdasarkan hadis riwayat Bukhari dan Muslim. di samping itu ada pula yang menafsirkan dari padanya ialah dari unsur yang serupa Yakni tanah yang dari padanya Adam a.s. diciptakan. [2] Menurut kebiasaan orang Arab, apabila mereka menanyakan sesuatu atau memintanya kepada orang lain mereka mengucapkan nama Allah seperti :As aluka billah artinya saya bertanya atau meminta kepadamu dengan nama Allah. Konon, Nabi Adam as jatuh sakit beberapa hari hingga pada hari Jumat datanglah malaikat untuk mencabut nyawanya sekalian bertakziah mengungkapkan bela sungkawa kepada pemegang wasiatnya yaitu Syits. Nabi Adam as Dishalati Malaikat. Ubay bin Ka'ab meriwayatkan. Sesungguhnya ketika akan datang wafat, Nabi Adam as berkata kepada anak-anaknya, "Wahai anak-anakku, sesungguhnya aku menginginkan buah dari surga." Maka, pergilah anak-anak beliau untuk mencari buah dari surga. Ketika dalam perjalanan, mereka bertemu dengan para malaikat yang membawa kain kafan, ramuan minyak wangi untuk mayat, kapak, cangkul dan keranda. Para malikat itu berkata kepada anak-anak Adam as, "Wahai anak-anak Nabi Adam as, apa yang kalian kehendaki dan apa yang kalian cari?" "Bapak kami sedang sakit, ia menginkan buah dari surga," kata salah satu anak Adam as. "Kembalilah kalian, sungguh saat ini telah datang keputusan kematian bagi bapakmu," kata malaikat. Sesaat kemudian, malaikat sudah mendatangi nabi Adam as. Ketika mereka tiba di rumah, Siti Hawa kaget sesaat sebelum akhirnya mengerti maksud kedatangan malaikat tersebut. "Wahai Adam, minta tangguhlah kematianmu," kata Ibu Hawa. "Pergilah engkau dariku, sungguh aku diciptakan sebelummu. Biarkan nyawaku dicabut oelh para malaikat Rabbku," kata Nabi Adam as. Akhirnya, Para malikat mencabut nyawa Nabi Adam as pada hari Jumat. Para malaikat memandikannya, mengkafani, mengoleskan ramuan minyak wangi serta menggali liang kubur untuk Adam as. Selanjutnya mereka menyalatinya lalu memasukkannya ke liang kubur dan menempatkannya di liang lahat. Para malaikat juga meratakan tanah kuburnya. Lalu para malaikat berkata, "Wahai anak Adam, inilah tuntunan bagi kalian pada orang mati di antara kalian." Wassalam... Selamat berbuka puasa. Assalamu'alaikum wr. wb. Ketahuilah bahwa semua manusia, kelak pasti akan mengalami mati. Akan mengalami kehidupan di alam Barzakh. Begitu pula dengan Maryam, ibu dari Nabi Isa as. Di alam kubur, Maryam mendapatkan tempat yang nyaman. Kisahnya Nabi Isa as ini pernah merasakan kehilangan yang sangat luar biasa.Bagaimana tidak, pada saat ibunda tercintanya meninggal, Nabi Isa as tidak berada di sisinya. Maryam menghembuskan nafas terakhirnya di atas sebuah gunung. Pada saat itu, Nabi Isa as merasakan kehampaan yang luar biasa. Sosok ibu yang sangat beliau sayangi dan selalu menjadi teman curhatnya telah meninggalkan dirinya untuk selama-lamanya. Begitu sedihnya Nabi Isa as, hingga saat dirinya turun gunung untuk meminta bantuan kaum Bani Israil untuk mengurus jenazah ibunya, tapi tak seorang pun dari mereka yang bersedia membantu. Nabi Isa as pun kembali naik ke atas gunung dimana jenazah ibunya berada. Maryam Dimandikan Bidadari Gelisah dan gelisah yang Nabi Isa as rasakan. Namun tak lama setelah itu, Allah SWT mengutus Malaikat Jibril dan Malaikat Mikail agar tutun ke bumi dengan membawa serta bidadari untuk mengurus jenazah ibunda Nabi Isa as. Setelah bertemu dengan para malaikat dan para bidadari, Nabi Isa as pun segera meminta pertolongan untuk memakamkan jenazah ibunya. Saat itu, Malaikat Jibril berhadapan dengan Nabi Isa as dan berkata, "Aku ini sebenarnya adalah Malaikat Mikail dan sahabatku ini adalah Malaikat Jibril. Aku sudah membawakan obat tubuh dan kain kafan dari Tuhanmu dan para bidadari cantik jelita sekarang sedang turun dari surga untuk memandikan dan mengkafani ibumu." Begitu mendengar penuturan Malaikat Mikail tersebut, Nabi Isa as pun sangat bahagia. Tak lama kemudian, Malaikat Jibril menggali kubur di atas gunung untuk makam Ibunda Nabi Isa as. Ketika para bidadari telah sampai di bumi, mereka langsung memandikan dan mengkafani jenazah Maryam. Setelah itu, jenazah Maryam dishalatkan kemudian dikuburkan. Nabi Isa as pun berdoa kepada Allah SWT, "Ya Allah, sesungguhnya Engkau mendengar kata-kataku dan tidak sedikitpun urusanku yang tersenbunyi dari-Mu. Ibuku kini telah meninggal, sedangkan aku tidak menyaksikan sendiri ketika dia wafat. Olah karena itu, izinkanlah dia (Maryam) berkata sesuatu kepadaku." Maryam Bahagia Dalam Kubur Tak lama setelah Ibunda Nabi Isa as dimakamkan, Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya Aku telah memberi izin kepadanya." Mendengar Firman Allah SWT tersebut, Nabi Isa as pun langsung pergi ke makam ibunya. Setelah sampai di makam, Nabi Isa as berkata, "Assalamuualaiki ya ibu, bagaimanakah dengan tempat pembaringanmu dan tempat kembalimu dan bagaiman pula kedatangan Tuhanmu?" Betapa Sakitnya Saat nyawa Dicabut Maryam berkata,"Tempat pembaringanku dan tempat kembaliku adalah sebaik-baik tempat, sedangkan aku menghadap kepada Tuhanku, aku tahu bahwa Dia telah menerimaku dengan rela." "Wahai ibu, bagaimanakah rasa sakitnya mati?" tanya Nabi Isa as. "Demi Allah SWT yang telah mengutusmu sebagai nabi dengan sebenar-benarnya, belum hilang rasa pedihnya mati aku rasakan hingga sekarang. Demikian pula rupa Malaikat Maut yang belum hilang dari pandangan mataku. Alaikassalam, wahai kasih sayangku sampai hari kiamat," jawab Maryam yang mengakhiri percakapannya. Nabi Isa as pun merasa lega karena ibundanya telah mendapatkan nikmatnya kubur. Nabi Isa pada detik-detik terakhir meninggalnya Maryam, beliau turun gunung untuk mencari kayu bakar dan makanan yang digunakan untuk berbuka puasa nantinya. Dalam riwayat lain, dijelaskan bahwa Maryam meminta penundaan untuk mati sampai kembalinya Nabi Isa as. namun permintaan tersebut ditolak dengan tegas oleh Malaikat Maut. Ibunda Maryam meninggal pada saat sedang menunaikan shalat, dikira Nabi Isa as, ibunya tengah menjalankan shalat hingga Nabi Isa pun turut juga melaksanakan shalat hingga pagi menjelang. Setelah pagi inilah Nabi Isa as baru sadar, bahwa ibunya telah berpulang ke Rahmatullah. Subhanallah.... Wassalamu'alaikum wr. wrb. Jenazah Rasulullah akan Dicuri Nasrani Posted by Kisah Islami Teladan on Kamis, Juli 12, 2012 Kisah Islamiah dengan Kisah Nabi Muhammad SAW. Sungguh Rasulullah ini dilindungi oleh Tuhan Yang Maha Kuasa, semasa hidup maupun sesudah meninggalnya. Terbukti, meski ada orang yang akan menggali makan beliau, namun tetap dilindungi. Kisahnya. Sumber cerita adalah dari Ali Hafidz yang merupakan sejarawan islam dalam kitabnya Fusul min Tarikhi Al Madinah Al Munawarah. Peristiwanya terjadi pada tahun 1164 M atau 557 H. Secara diam-diam, pemerintah Eropa Kristiani telah menyusun rencana untuk mencuri jenazah Nabi Muhammad SAW. Mereka kemudian mengutus dua orang nasrani untuk menjalankan aksi keji mereka. Bertepatan pada musim haji, orang-orang tersenut menyamar sebagai jamaah haji. Keduanya ditugaskan untuk melakukan pengintaian terlebih dahulu, mencari kesempatan yang baik untuk mencuri jasad Nabi Muhammad SAW. Setelah melakukan pengintaian, keduanya memberanikan dirinya untuk menyewa sebuah penginapan di dekat makam Nabi Muhammad SAW. Mereka membuat lubang dari kamar dalam kamar penginapan tersebut menuju ke makam Rasulullah SAW. Belum sampai pada akhir penggalian, rencana tersebut digagalkan. Petunjuk Mimpi. Pada suatu hari, Sultan Nuruddin Mahmud bin Zanki yang merupakan penguasa Islam saat itu telah mendapat petunjuk melalui mimpi. Sang Sultan bermimpi bertemu dengan Rasulullah SAW sambil menunjuk dua orang lelaki bermambut pirang dan berjambang. "Wahai Mahmud, selamatkanlah jasadku dari maksud jahat kedua orang ini," tutur Rasulullah SAW. Sultan Mahmud lantas terbangun dalam keadaan gelisah tiada tara. Ia kemudian melaksanakan shalat malam dan kemudian kembali tidur. Namun, Sultan Mahmud kembali bermimpi berjumpa dengan Rasulullah SAW dengan maksud sama sebanyak tiga kali dalam semalam. Pada malam itu juga Sultan melakukan perjalanan dari Damsyik ke kota Madinah. Sesampainya di Madinah, Sultan langsung menuju Masjid Nabawi untuk melakukan shalat dan berziarah ke makam Nabi SAW. Pagi harinya Sultan berkoordinasi dengan penguasa Madinah. Saat yang tepatpun datang, ketika Menteri jamaluddin mengumpulkan seluruh penduduk Madinah untuk menerima sembako. Kesempatan itu digunakan Sultan untuk mencermati, mencari orang yang ada di lihatnya dalam mimpi. Namun Sultan tak menemukan orang yang ada dalam mimpinya itu. Menteri Jamaluddin bertanya kepada penduduk, "Apakah di antara kalian ada yang belum mendapatkan sembako dan hadiah dari Sultan?" "Ada dua orang dari Maghribi yang belum mendapatkan jatah, keduanya selalu berjamah di Masjid Nabawi," ujar salah seorang penduduk. Dihukum Mati. Kemudian Sultan memrintahkan agar kedua orang itu dipanggil. Alangkah terkejutnya Sultan ini begitu melihat kedua orang tadi, ternyata merekalah yang dilihatnya dalam mimpi. Setelah ditanya, mereka mengaku sebagai jamaah dari Andalusia, Spanyol. Mesli Sultan mendesak bertanya tentang kegiatan meraka di Madinah, namun mereka tetak mau mengaku. Kemudian Sultan bersama menteri dan pengawal pergi menuju ke penginapan dua orang jamaah dari Andalusia itu. Sesampainya di rumah, mereka menemukan sejumlah buku dalam rak dan dua buah mushaf Al Qur'an. Pada saat itulah Allah SWT memberi ilham, Sultan Mahmud tiba-tiba membuka tikar yang menghampar di lantai kamar tersebut. Masya Allah... Sultan menemukan sebuah papan yang di dalamnya menganga sebuah lorong panjang yang menuju ke makam Nabi SAW. Seketika itu juga Sultan menghampiri kedua lelaki berambut pirang tersebut dan memukulnya. Setelah bukti ditemukan, mereka mengaku diutus Raja Nasrani di Eropa untuk mencuri jasad Nabi Muhammad SAW. Untuk mempertanggungjawabkan perbuatan mereka, pada keesokan harinya mereka berdua dijatuhi hukum penggal di dekat pintu timur makam Nabi Muhammad saw kemudian mayatnya di bakar.

Tidak ada komentar: