Jumat, 11 Februari 2011

Bila Ajal Tiba


Assalamualaikum wr wb.

Shalat Zhuhur barusan (1 Ramadhan 1430H) memberikan pembelajaran sangat bermakna bagi saya. Di masjid Nurul Ikhlas ternyata sedang menunggu mayit yang akan dishalatkan. Saya tersentak mengingat ini adalah hari pertama bulan Ramadhan. Bagaimana nantinya kalau saya dipanggil Allah pas tanggal 1 Ramadhan? Betapa ruginya saya tidak bisa menjalani kesempatan emas di bulan penuh berkah dimana amalan baik kita dilipat-gandakan pahalanya oleh Allah Ta’ala. Dalam hati saya berdoa agar kelak kalau saya dimatikan oleh Allah Ta’ala janganlah pada hari pertama atau menjelang Ramadhan.

Namun pemikiran saya berkembang liar. Bukankah ini semua sudah menjadi bagian dari takdir yang telah digariskan Allah swt? Mana mungkin saya merubahnya? Tentu semuanya hanya dengan ijin dari Allah swt. Kalau memang Allah menghendaki saya dipanggil pada 1 Ramadhan, mana mungkin saya mengelak, meski saya belum sempat makan sahur sekalipun? Inilah misteri kematian yang tak seorangpun bisa menebak.

Terbesit juga di doa saya ingin mengajukan kalau mematikan saya, sebaiknya tanggal 1 syawal karena saya sudah menjalani ramdahan secara penuh. Tapi ..tunggu dulu, kan masih ada puasa Syawal? Ya udah kalau gitu saya akan minta dipanggil Allah swt tanggal 8 syawal saja setelah insya Allah saya menunaikan 6 hari puasa di bulan syawal.

Benarkah saya puas kalau dipanggil tanggal 8 Syawal? Rasanya tidak juga karena kok rasanya beban dosa maksiat saya begitu telah menggunung dan rasanya tidak terbayar sampai tanggal 8 Syawal. Lantas, kapan dong saya siap dipanggil? Ternyata kok gak mudah dijawab ya pertanyaan ini. Karena saya masih merasa butuh puluhan Ramadhan berikutnya untuk mengakumulasi pahala demi menghapus doa saya yang segede gunung.

Saya jadi ingat khutbah Jumat kemarin (21 Agustus 2009) bahwa Ramadhan itu ibarat new madrasah yang menciptakan karakter-karakter taqwa. Artinya apa? Kalau memang benar setelah Ramadhan, insya Allah, karakter taqwa kita lebih baik dari sebelum Ramadhan, maka kita mungkin perlu mempertahankannya. Kalau selama bulan Ramadhan kita bisa rajin menjaga mulut, mat, telinga dari maksiat, mengapa hal yang sama kita lakukan setelah Ramadhan juga? Kalau selama Ramadhan kita rajin shalat malam (qiyyamul lail) yand disebut traweh, kenapa tidak juga kita lakukan shalat malam di bulan selanjutnya? Singkat cerita, kita biasakan perilaku kita selama Ramadhan diterapkan sama pada saat setelah Ramadhan, bahkan kalau bisa lebih meningkat. Lho? Tentunya kalau kita menginginkan pahala yang tidak jauh berbeda dari saat Ramadhan karena di bulan lain pelipat-gandaannya tidak spektakuler seperti Ramadhan. Dengan demikian, mungkin saya menjadi siap untuk dipanggil kapan saja. Semoga.

Semoga kita semua termasuk golongan yang diberi rahmat dan cahaya iman serta taqwa oleh Allah swt. Amin. Selamat menunaikan ibadah Ramadhan hari pertama di 1430H ini. Jangan lupa, ibadah Ramadhan tidak hanya puasa, Anda bisa tambah dengan membaca Quran, sodaqoh, infaq & zakat, dzikir, istighfar, doa dan amalan baik lainnya …./by Gatot Widayanto

Wassalamualaikum wr wb,

Tidak ada komentar: