
Sikap manusia di dunia dan di akhirat nanti terhadap hari Kiamat ada dua golongan:
Pertama, Golongan yang lalai dan lengah. Mereka beriman namun tidak beriman kepada hari Kebangkitan dan hari diperlihatkannya amalan kelak. Mereka hanya menghabiskan umur untuk mencari kelezatan sesaat, tidak beriman kecuali dengan materi fisik. Tujuan mereka hanya dunia, mencinta dan membenci karenanya. Segala ambisi dan angan-angan hanya sebatas itu. Mereka adalah orang-orang yang merugi di akhirat kelak. Mereka adalah orang-orang yang terdiam berputus asa saat terjadinya hari Kiamat. Mereka mendapatkan kecelakaan dan kebinasaan ketika dibangkitkan dan diperlihatkannya amalan. Allah subhanahu wata’aala; menceritakan mereka dalam banyak ayat, di antaranya, artinya, “Dan pada hari terjadinya Kiamat, orang-orang yang berdosa terdiam berputus asa.” (QS.ar-Rum:12)
Sedangkan golongan kedua, adalah orang-orang yang beriman atas terjadinya hari Kiamat. Di dunia, mereka selalu waspada darinya karena mengetahui bahwa ia adalah haq (benar-benar terjadi). Mereka itu adalah orang-orang yang mengenal Allah subhanahu wata’aala, lalu takut kepadaNya dan merasa selalu diawasiNya dalam apa yang mereka datangkan atau mintakan. Mereka takut akan akhirat, lalu beramal untuknya. Dunia bagi mereka tidaklah seberapa; tidak dapat melalaikan maupun menggoda mereka dengan gemerlapnya. Mereka itulah orang-orang yang beriman saat terjadinya hari Kiamat. Tempat mereka di surga, di halamannya mereka bersenang-senang, dan mereka mendapatkan balasan atas keimanan, rasa takut, dan amalan mereka. Dan, Rabb kita tidak pernah menzhalimi siapa pun.
Mengenai kondisi kedua golongan tersebut di dunia, mari kita renungi firman Allah subhanahu wata’aala, artinya, “Orang-orang yang tidak beriman kepada hari Kiamat meminta supaya hari itu segera didatangkan dan orang-orang yang beriman merasa takut kepadanya dan mereka yakin bahwa kiamat itu adalah benar (akan terjadi). Ketahuilah bahwa sesungguhnya orang-orang yang membantah terhadap terjadinya kiamat itu benar-benar dalam kesesatan yang jauh.” (QS. asy-Syuro:18).
Sementara mengenai nasib kedua golongan itu dan perbedaan balasan bagi keduanya di akhirat, mari kita renungi pula firmanNya, artinya, “Dan pada hari terjadinya kiamat, di hari itu mereka (manusia) bergolong-golongan. Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih, maka mereka di dalam taman (surga) bergembira. Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami (al-Qur’an) serta (mendustakan) menemui hari akhirat, maka mereka tetap berada di dalam siksaan (neraka).” (QS. ar-Rum:14-16)
Amalan manusia di dunia bersumber dari tingkat keimanan mereka terhadap hal yang ghaib dan terjadinya hari Kiamat. Manusia yang paling beriman dengannya, maka mereka adalah orang yang paling siap menghadapinya, sedangkan orang yang paling kurang beriman kepadanya, maka mereka adalah orang yang paling lalai dalam mempersiapkan diri menghadapinya. Iman tidaklah diukur dengan buah atau kepemilikannya, tetapi ia adalah sesuatu yang mantap di hati dan membuat anggota badan bangun untuk membenarkannya. Semoga kita termasuk orang-orang yang sebenar-benar beriman dengan terjadinya hari Kiamat.!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar