Minggu, 22 Februari 2009

Kematian Merupakan Sunnatullah

Peringatan Allah SWT tentang kematian dalam Al-Quran banyak sekali. Dan itu adalah kepastian. Tiada yang kekal abadi di dunia ini, tak terkecuali kita. Bukan mati yang kita persoalkan, tetapi apa yang kita persiapan untuk mati. Agar mati khusnul khotimah. Rasulullah SAW bersabda, "Yang akan menyertai orang mati itu tiga: keluarganya, hartanya, dan amalnya. Keluarga dan hartanya kembali sementara amalnya saja yang akan menyertainya", (HR. Bukhori dan Muslim)...
Karena itu, kematian adalah sebaik-baik peringatan bagi yang hidup, demikian kata Umar bin Khatab suatu hari. Keberanian dan kepengecutan tidak dapat memundurkan atau memajukan kematian. Betapa Kholid bin Walid, terus memburu kematian syahid di medan perang, tidak ada sesuatu yang paling berbahaya di medan pertempuran, melainkan ia tampil paling depan. Saking cintanya perang sampai ia pernah berkata, "Bagiku melangsungkan malam pengantin baru, tidak lebih kusukai, daripada berada dilapangan peperangan yang sangat genting (dingin menyengat)." Orang seperti ini, ternyata ketika hendak mati ditempat tidur berkata, "Aku berharap mati di medan laga dan badanku sudah tersayat 70 kali sayatan pedang, ternyata sekarang aku mati di atas tempat tidur seperti keledai. Sungguh tidak nyenyak tidurnya para pengecut itu."

Jadi yang penting bukan matinya, tetapi mengisi hidup sebelum datang mati itu. demikian Rasulullah SAW bersabda, "Sebaik-baik manusia itu yang panjang umurnya dan baik perbuatanya," (HR. Atturmudzi, Hasan). Betapa untungnya sahabat Nabi, yang bernama Hamdallah, sorang pejuang yang baru menjadi pengantin baru, masih di malam pertama, dan belum sempat mandi jenabat (besar). Ia memenuhi paggilan jihad di malam itu dan akhirnya gugur syahid dijalan Allah. Rasulullah SAW pun berkomentar, "Dia dimandikan oleh malaikat," dan tentunya disambut bidadari.

Tidak ada komentar: