Anak-anak itu kemudian berhenti di pintu syurga. Mereka bertanya: “Manakah ayah-ayah kami dan ibu-ibu kami? Dan masuk syurga tanpa ayah-ayah kami dan ibu-ibu kami sungguh tidak patut bagi kami.”
Malaikat berkata: “Sesungguhnya ayah-ayah kalian dan ibu-ibu kalian itu tidak seperti kamu, karena mereka telah durhaka terhadap Tuhan mereka, dan mereka mengikuti hawa nafsu mereka dan syaitan-syaitan mereka, dan mereka harus masuk neraka.”
Maka tatkala anak-anak itu mendengar ucapan ini, mereka menjerit-jerit keras sekali, dan menangis banyak-banyak. Dan pada sat itulah Allah Yang Maha Tinggi, Maha Tahu, lagi Maha Teliti pengetahuan-Nya, berfirman: “Wahai Jibril, jeritan apakah ini?”
Jawab Jibril, Alaihis Salaam: “Ini jeritan anak-anak orang Islam. Mereka berkata: ‘Kami tak butuh syurga. Dan kami tak dapat merasakan keenakan-keenakan syurga tanpa ayah-ayah dan ibu-ibu kami, dan kami mengharap dari Allah Ta’ala agar memaafkan mereka dan memberikan dosa-dosa mereka kepada kami, lalu memasukkan mereka bersama-sama kami ke dalam syurga. Dan kalau tidak, maka masukkanlah kami bersama mereka ke dalam neraka.”
Dan pada saat itu Allah Ta’ala berfirman kepada Jibril, Alaihis Salaam: “Pergilah dan ambillah ayah-ayah mereka dan ibu-ibu mereka dari manapun saja mereka berada, lalu serahkanlah mereka kepada anak-anak mereka, karena sesungguhnya aku benar-benar telah mengampuni dosa-dosa mereka dengan syafaat anak-anak mereka, dan masukkanlah mereka bersama-sama anak-anak mereka masing-masing ke dalam syurga.”
Mendengar perkataan ini dari Allah Ta’ala, anak-anak itupun lalu bergembira dan bersukacita, dan mereka temuai ayah-ayah mereka dan ibu-ibu mereka masing-masing, mereka pimpin tangan mereka lalu masuk syurga bersama-sama mereka…”(Al Hadits).
Alkisah ada seorang anak pelacur yg senantiasa membawakan teh botol untuk disiramkan di pusara Ibunya yg telah meninggal dunia. Suatu hari dalam sebuah kesempatan dia menanyakan sesuatu perihal yang terpendam di hatinya lama sekali.
Tanya si anak : " Ustadz, boleh tidak saya ta'ziyah dengan teh botol ? "
Jawab sang Ustadz : " Kalau boleh saya tahu mengapa teh botol dek ? "
Tanya si anak lagi : " Ibu saya memang seorang pelacur. Sejak saya masih kecil, saya ingat betul setiap pagi saya selalu diberi minum sekantong plastik teh botol oleh Ibu saya. Teh tsb. diambil dari sisa-sisa tamu semalam dan khusus dikumpulkan Ibu utk saya, karena Ibu tahu, saya memang sangat suka teh botol ! "
Begitu kenang anak sholeh yang ingat betapa pahit perjalan hidup Ibu-nya, namun kasih sayang seorang Ibu telah menyentuh sisi spiritual sang anak, sehingga dia tumbuh menjadi seorang anak sholeh yg senantiasa mendoakan orang tuanya. Rajin berta'ziyah dg membawa teh botol, wallahu' alam bi shawab.
Mendidik anak merupakan kewajiban yang jika dijalani dengan suka cita akan terasa sangat menyenangkan. Anak adalah buah hati yang diharapkan dapat meneruskan tongkat estafet kedua orangtuanya. Dengan pendidikan yang baik dan benar, anak akan tumbuh menjadi tunas-tunas tangguh yang bermanfaat bagi orangtua, agama, dan bangsa. Salah satu cara paling efektif dalam mendidik anak adalah dengan menuturkan kisah-kisah nyata penuh hikmah yang berpengaruhMendidik anak merupakan kewajiban yang jika dijalani dengan suka cita akan terasa sangat menyenangkan. Anak adalah buah hati yang diharapkan dapat meneruskan tongkat estafet kedua orangtuanya. Dengan pendidikan yang baik dan benar, anak akan tumbuh menjadi tunas-tunas tangguh yang bermanfaat bagi orangtua, agama, dan bangsa. Salah satu cara paling efektif dalam mendidik anak adalah dengan menuturkan kisah-kisah nyata penuh hikmah yang berpengaruh positif bagi pertumbuhan anak di masa mendatang. Karena itulah, buku ini hadir untuk memberikan sumbangsih menanamkan akhlak-akhlak mulia dalam perilaku anak. Keadilan, lapang dada, kedermawanan, berbakti kepada orang tua, dan akhlak-akhlak mulia lainnya dituturkan dalam buku ini dengan bentuk kisah nyata sehingga mudah dicerna sekaligus menjadi teladan bagi anak untuk menapak masa depannya. Marilah kita bangun kepribadian anak dengan menanamkan akhlak-akhlak mulia supaya tercipta generasi penerus yang beriman, berakhlak, dan berguna bagi orangtua, agama, dan bangsa. positif bagi pertumbuhan anak di masa mendatang. Karena itulah, buku ini hadir untuk memberikan sumbangsih menanamkan akhlak-akhlak mulia dalam perilaku anak. Keadilan, lapang dada, kedermawanan, berbakti kepada orang tua, dan akhlak-akhlak mulia lainnya dituturkan dalam buku ini dengan bentuk kisah nyata sehingga mudah dicerna sekaligus menjadi teladan bagi anak untuk menapak masa depannya. Marilah kita bangun kepribadian anak dengan menanamkan akhlak-akhlak mulia supaya tercipta generasi penerus yang beriman, berakhlak, dan berguna bagi orangtua, agama, dan bangsa.
Senin, 20 Oktober 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar